DOA

0 komentar

D O A

Kalau kita berbicara mengenai “doa” maka sebaiknya kita awali dari permintaan seorang pengikut Yesus yang meminta diajarkan berdoa, katanya : “Tuhan, ajarlah kami berdoa” (Luk. 11:1). Dari permohonan ini segera muncul pertanyaan, yaitu : “sangat sulitkah berdoa, maka mereka minta diajarkan berdoa?” Kalau jawabannya, tidak sulit , datang pertanyaan yang lain. Kalau begitu, gampangkah berdoa ? Jawabannya juga tidak. Jadi masalahnya ialah bukan antara sulit dan tidak sulit berdoa. Jika demikian halnya, apa maksudnya maka para Rasul itu minta diajarkan berdoa dan ternyata Yesus sendiri mengabulkan permintaan itu dan kemudian menjadi doa yang terpopuler dari seluruh doa yang ada yang terkenal dengan judul “Bapa kami yang di surga”?

Ada beberapa hal yang perlu mendapat penekanan dalam hal menjelaskan tentang doa pada tulisan yang amat singkat ini sedangkan yang konon kejelasannya sebenarnya sangat luas meliputi seluruh aspek hidup manusia itu sendiri. Namun demikia, tulisan ini berusaha mencakup intipati dari doa yang dimaksud seperti disebutkan di bawah ini.


Pertama-tama harus dikatakan bahwa dengan berdoa itu kita sudah mengisyaratkan, sesungguhnya hidup ini bukan kita pemiliknya dan Tuhanlah yang empunya kerajaan, kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Hormat dan kemuliaan serta puji syukur hanya kepada Tuhan saja, demikian diikrarkan tapi sekaligus juga pernyataan resmi bahwa dirinya adalah seorang yang tidak berdaya serta orang hina dimana saja. Sebab itu ucapan yang layak keluar daripadanya hanyalah seperti yang diucapkan oleh si pemungut cukai : “Ya Allah, kasihanilah saya, orang berdosa ini” (Luk. 18:13b). doa adalah pengakuan percaya kepada Tuhan yang maha kuasa, pengasih dan penyayang karena itu kepada Tuhanlah berbicara dan berhubungan meminta belas kasihan Tuhan untuk segala sesuatu kebutuhan hidup sekarang dan untuk selamanya.

Berdoa kedua ialah bahwa doa itu hidup kita sendiri, yang butuh akan doa serta isinya adalah kita sendiri. Maka untuk itulah Yesus menganjurkan supaya tetaplah berdoa, karena doa itu adalah bahagian dari hidup itu sendiri, sebagaimana halnya Yesus berdoa dan bahkan Yesus sendiri pernah berdoa sampai sepanjang malam (Luk. 6 : 12).

Hidup tidak dapat dipisahkan dari doa, sebagaimana halnya tubuh ini harus makan setiap hari supaya sehat dan kuat demikianlah juga tubuh ini di dalam hidupnya harus tekun di dalam doa agar apapun terjadi tidak lesu penuh rasa khawatir tetapi dia tetap hidup tegar dan tegak walau gelora datang bertubi-tubi hendak merobohkannya.

Untuk itu maka kita harus senantiasa berdoa, karena biar bagaimanapun doa itu adalah tanda nyata dan ciri khas dari orang yang diselamatkan Tuhan dalam hidupnya. Inilah yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus dalam Kolose 4 : 2 : “Hendaklah kalian berdoa dengan tekun dan siap siaga”, serta sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus seperti tertulis dalam Ibrani 5 : 7 “Ia berdoa dan memohon dengan teriakan dan tangis kepada Allah, yang sanggup menyelamatkannya dari kematian”.

Dengan doa kita berbicara dengan Tuhan dan bersekutu diantara sesamanya seperti tertulis dalam 1 Tes. 1:2 : “Kami selalu bersyukur kepada Allah karena saudara semuanya. Setiap kali kami berdoa kepada Allah dan Bapa kita, kami selalu mengingat kalian. Kami selau mendoakan kalian”.

Yang ketiga, doa itu adalah kekuatan bagi orang percaya. Dengan doa itu kita tidak pernah terlena oleh godaan dan hasutan iblis. Kita senantiasa sadar bahwa kita harus waspada dan berjaga-jaga, maka untuk itu kita senantiasa memohon pertolongan daripada Allah supaya kita terhindar dri berbagai cobaan. Tepat sekali apa yang dikatakan dalam Buku Nyanyian GKPS, Haleluya No. 108 : 6 : “Sai martonggogo ulang holang, Ase tambah gogohmin, Janah sai tongton ho sirang, Humbai ganup munsuhmin”.
Maka berdoa itu tidak bergantung pada tempat walaupun maksudnya tidak disembarang tempat dan pula tidak diukur dari banyaknya berdoa, namun kita membenarkan apa yang dikatakan dalam Buku Nyanyian GKPS, Haleluya No. 112, 4 : “Sai gomosi partonggoon, Bai Tuhanta Jesus in, Ulang ho marparsaranan borngin ge arian in.

Demikian kutanya doa itu di dalam hidup kita, sehingga tidak ada yang tidak dapat dikalahkannya, seperti yang dikatakan oleh Yesus, Markus 9 : 29 : “Roh jahat semacam itu, tidak dapat diusir dengan cara apapun, selain dengan doa”. Bukan warisan, tidak pula dengan cara apapun, selain dengan doa itu, tapi demikianlah arti dan maknanya doa itu dalam hidup kita, seperti yang disebutkan dalam Yakobus 5 : 16b : Doa orang yang menuruti kemauan Allah, mempunyai kuasa yang besar.

Yang keempat, doa adalah sikap hidup kita. Doa adalah cetusan isi hati sanubari kita kepada Tuhan. Keterbukaan yang amat dalam dengan Tuhan di dalam situasi dan kondisi kehidupan kita. Berbicara dengan Allah, berbakti kepada Allah dna berterima kasih kepadaNya dan sekaligus penyerahan diri.

Maka sesungguhnyalah bahwa berdoa adalah saat yang paling khusus bagi manusia untuk bertemu dengan Tuhan dan dengan segala rendah hati menyatakan kesediaan untuk memberlakukan kehendak Tuhan yang jadi kini dan disini di dalam dirinya.

Kita menyerasikan kehendak kita dengan kehendak Allah dan kehendak Allah itu kita jadikan kehendak kita, karena kita tahu pasti bahwa rencana-rencana Tuhan itu bukan untuk mencelakakan kita melainkan untuk kesejahteraan kita dan untuk memberikan kepada kita masa depan yang penuh harapan (Yeremia 29 : 11).

Kadang-kadang sakit sekali, karena kita harus mengalahkan kehendak kita di bawah kehendak Tuhan. Namun hal itu tidak menjadi masalah, kalau kita tahu, kehendak Allah lebih baik dari apapun yang terbaik di dunia ini, maka tidak ada yang lain, kecuali kita berdoa : Jadilah kehendakMu.
Berdoalah senantiasa.

Sumber : GKPS

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2011 GKPS Samarinda.
Blogger Template by Noct | Distributed by: best blogger seo template 2012free blogger templates like website | best free vpn yahoo answers cheap vpn netflix